Jangan Menilai Seseorang Dari Penampilan
Selasa, 12 Februari 20130 komentar
Sahabatku yg dirahmati Allah Ta’Ala, Siapa yg tidak mengenal keindahan mutiara… Bahkan ketika mutiara itu dilemparkan ke dalam lumpur yg paling hitam, tetap saja jika dicuci bersih, mutiara itu akan kembali bersinar, berkilau dan memiliki nilai yg tinggi.
Sahabatku, dalam kehidupan ini kita tidak selalu berjumpa dengan orang-orang baik yg berasal dari lingkungan yg baik pula. Adakalanya tanpa sengaja kita berjumpa orang-orang yg memiliki profesi yg tercela menurut norma agama maupun norma hukum dan kesopanan.
Misalnya pertemuan “manis” dengan pencopet yg mengincar dompetmu di dalam bis, atau ketika melewati taman lawang tanpa sengaja matamu melihat sosok banci yg mengerlip genit kedap-kedip kayak lampu sen bajaj kepadamu.. hehe (emangnya bajaj sekarang punya lampu sen yaa…). Atau waktu sedang belanja bawang di pasar, berjumpa preman pasar yg banyak tatonya (dilengan kiri gambar upin, dilengan kanan gambar ipin).
Oooppsss… sahabatku, jangan buru-buru mencerca mereka meskipun hanya di dalam hati. “idih.. amit-amit… mereka matinya ntar kayak apa tuch… masih mendingan juga gue..” Waduuh… sadarkah engkau, ketika kita mencela mereka dan merasa diri sendiri lebih baik dan beriman, sebenarnya Syeithan LaknaTullah sedang membujuk kita untuk meyerupai dirinya..? Bukankah Iblis diusir dari Al Jannah karena sombong, merasa lebih baik dari nabi Adam Alaihi Salam..? Maukah kita menyerupai Iblis..?
Astaghfirullah Al Adziim, Astaghfiruka Wa’Atubu Illaihi…
Sahabatku yg dirakhmati Allah Ta’Ala, Memang sulit bagi kita untuk mengajak pada kebaikan bagi orang-orang seperti mereka (pencuri, jambret, banci, wanita penghibur dll). Apalagi kita tidak mengenal mereka… (yaa iya lah.. sulit juga nyamperin preman pasar trus tiba-tiba diajakin ke masjid, yg ada malah di palak/diperas lagi). Paling tidak, doakanlah mereka di dalam hatimu jangan dicela, mohon pada Allah Ta’Ala agar mereka segera diberikan hidayah sebelum maut datang menjemput. Memang betul sahabat, berdoa di dalam hati ketika melihat kedzaliman adalah selemah-lemahnya iman, namun bukankah itu lebih baik dibandingkan mencela atau mengumpat mereka ?.
Sahabatku, siapa tau sesungguhnya mereka itu adalah “mutiara” yg saat ini sedang berada di dalam lumpur yg hitam. Siapa yg tau, justru mereka lah yg mendapatkan Khusnul Khotimah (kesudahan yg baik) ketika sakratul maut karena telah sempat berubah menjadi orang yg beriman, tapi bukan dirimu karena hatimu sibuk mencela orang dan tergelincir dalam dosa (Astagfirullah Al Adziim). Sahabatku, itu semua adalah rahasia Allah…
Jadi sahabatku, berhati-hatilah dengan HATIMU..
Label:
Renungan
Posting Komentar